Jumat, 30 Juli 2010
syair - syair ciptaan
menyongsong matahari dengan sinar kilauan
perasaan dalam hati kau bagaikan perhiasaan
walaupun diam kau bagaikan bulan
cinta ku malam ini
tak ingin kau cepat pergi
lelah tuk berbohong pada hati
kau ku ingin selamanya disisi
seperti melody dalam lagu
hanyalah pelengkap untuk keindahan dalam lagu
sama halnya dengan dirimu
kaulah pelengkap dalam hati ku
sesosok wanita cantik yang ku lihat
terasa indah walau kau hanya sesaat
hanyalah mencari mu ku takkan beristirahat
tersadar pesona mu membuat ku terjerat
~ Derby Novaldi ~
Rabu, 28 Juli 2010
shine
“Itu kak, mba’ aisena dari tadi aku di gangguin terus. Hu hu” kata essien sambil menangis tersedu - sedu.
“Huum. Oii ai.. sini kamu, essien ni nangis terus. Katanya kamu yang gangguin?” daffy setengah berteriak memanggil aisena yang sedang sibuk menonton sinetron kesukaannya.
“Hehe, habis lagi enak-enak nonton juga, dia malah minta ganti kartun. Denger ya sien, kartun itu nggak ada habisnya ceritanya itu-itu aja. Paling kalau udah mau tamat ceritanya di ulang dari awal lagi. Mending ya nonton sinetron tuh, ceritanya lanjut terus, seru-seru lagi.” Kata aisena sambil menceramahi adiknya.
“Hiks hiks, tapi kan ceritanya ngebulet kesitu-situ juga mba’.” Kata essien sambil mengusap air matanya.
“Baaah, berisik kalian. Uda-uda, dari tadi kelahi terus. Di datangi bukannya diam malah tambah rusuh.” Kata daffy berusaha melerai kedua adiknya.
“Ahh, yang penting sinetron bagus lah” kata aisena tidak mau kalah. ”Huu nonton sinetron terus lebay!” kata essien mengejek aisena.
“Ihh dari pada kartun alay.” Kata aisena tidak mau kalah. “ah mending aku nonton bioskop deh, dari pada denger kalian ricuh disini.
”Daffy pun pergi meninggalkan mereka.” Ikut!!!!!!!!”. Kata mereka serentak mengejar daffy untuk ikut.
“Baah kalian neh. Aku nggak jadi pergi kok, Weeeks” kata daffy mengerjai mereka.
“Pada ngapain nih? Rusuh? Kok nggak ngajak-ngajak?”kata efdy sambil memancarkan sedikit senyuman.
”huu.. terlambat kamu.. kita berdua dah keburu dikerjain ama kak daffy”jawab aisenna sambil memasang wajah yang sedikit cemberut.
“WOOOY….bisa diem kagak sih? Dari tadi riibuuut ajaa.. huh.. kagak konsen neeh!” teriak elise kesal.
“udah-udah nggak usah kelahi, ini ibu beliin j.co niih.” Kata seorang wanita cantik yang menebar senyuman yang amat indah bak bidadari.
Jika di lihat sepertinya dia terlalu cantik dan terlihat amat muda untuk menjadi ibu rumah tangga, tapi begitulah keadaannya.
“ibu.. ayah.. sena pengen nonton konser bareng temen-temen, boleh mah boleh yah..” aisena merengek-rengek dengan wajah memelas mengaharap orangtuanya memberinya izin.
“kakak boleh pergi kok..hiii” kata essien mengalihkan perhatian.
“huh bilang aja mau kuasai tv, yakan?” kata aisena sambil menempelkan jari telunjuknya ke jidat adiknya essien.
“halah kalian kelahi terus. Essien mala mini kartunnya pada cuti jadi nggak ada acara nonton tv malam ini sama besok! Aisena, kamu boleh pergi. Tapi hand phone, notebook ibu sita malam ini juga!” ibu pun marah-marah kepada dua anaknya yang selalu bertengkar.
Mendadak kecantikan ibu yang telah saya deskripsikan tadi, berputar 180 drajat. Keluarga mereka amatlah bahagia, dengan 5 anak makin lengkap lah kebahagiaan mereka. Namun setelah kejadian itu…
Pagi yang indah di sebuah kota kecil di atas pegunungan yang amat asri suasanya. Tiba-tiba di hebohkan dengan sebuah kecelakaan yang melibatkan satu truk tronton dah 4 buah mobil.
“stop yaaaaah!!!!” suara anak kecil terdengar dari sebuah mobil yang mengerem mendadak melihat kecelakaan beruntun yang terjadi di depan mereka.
Mendadak semua hening mereka tak sadar apa yang terjadi di desa itu. Mendadak sebuah ledakan terdengar keras berasal dari truk tronton itu yang sialnya membawa bahan-bahan kimia yang mudah terbakar.
bersambung... huaaaa
surat untuk siapa?
Hai kawan? Sedang apa kau disana? Ku harap kau baik-baik saja
Disini ku merindukan mu kawan,
Ingat waktu dulu kita masih bersama? kita seperti sahabat yang takkan terpisah.
Bertahun – tahun kita bersama, terasa hanya berhari.
Ingat kah kau sobat? Saat matahari mulai bersinar lagi, kita pun bertemu kembali.
Ku tunggu kau depan pintu sebuah ruangan. Menanti sesosok bocah berbadan gemuk.
Saat kita bersama, kawan. Tak jarang ku rasa kita bak dua saudara yang berbadan besar.
Dengan perut berbentuk 1/2 lingkaran kita berjalan, melintasi tahun demi tahun di tempat itu.
Dan ingat kau kawan? Tak kala cahaya surya menyilaukan di saat siang.
Kita pergi ke sebuah “hotel”. Aku teringat betapa lugunya kita dulu, kata "wartel" yang
Tertulis Dengan cat sekala besar didepan gerbangnya, kita tetap saja menyebutnya “hotel”
hanya karena AC disana sejuk layaknya sebuah hotel.
Betapa indahnya dulu persahabatan kita sobat.
Disaat tahun-tahun terakhir kita bersama, akupun memutuskan pindah dari tempat
itu, dan meninggalkan segala kenangan dahulu. Beberapa minggu setelah aku pindah.
Saat terbangun dari mimpi ku. Ku dapati informasi masuk dalam sadar ku, kau telah tiada.
Saat itu, ku tulis surat ini, tanpa ku tahu kepada siapa sebenarnya surat ini akan ku tuju.
“seorang bocah yang namanya diambil dari nama perusahaan anak dari PT. PKT, wafat dalam sebuah kecelakaan motor dan dua orang temannyapun yang pergi bersamanya melarikan diri tanpa alasan jelas. maaf sobat disaat pemakaman mu ku tak dapat hadir di karenakan ku sedang berada di luar kota” ~ Derby novaldi ~