Hai kawan? Sedang apa kau disana? Ku harap kau baik-baik saja
Disini ku merindukan mu kawan,
Ingat waktu dulu kita masih bersama? kita seperti sahabat yang takkan terpisah.
Bertahun – tahun kita bersama, terasa hanya berhari.
Ingat kah kau sobat? Saat matahari mulai bersinar lagi, kita pun bertemu kembali.
Ku tunggu kau depan pintu sebuah ruangan. Menanti sesosok bocah berbadan gemuk.
Saat kita bersama, kawan. Tak jarang ku rasa kita bak dua saudara yang berbadan besar.
Dengan perut berbentuk 1/2 lingkaran kita berjalan, melintasi tahun demi tahun di tempat itu.
Dan ingat kau kawan? Tak kala cahaya surya menyilaukan di saat siang.
Kita pergi ke sebuah “hotel”. Aku teringat betapa lugunya kita dulu, kata "wartel" yang
Tertulis Dengan cat sekala besar didepan gerbangnya, kita tetap saja menyebutnya “hotel”
hanya karena AC disana sejuk layaknya sebuah hotel.
Betapa indahnya dulu persahabatan kita sobat.
Disaat tahun-tahun terakhir kita bersama, akupun memutuskan pindah dari tempat
itu, dan meninggalkan segala kenangan dahulu. Beberapa minggu setelah aku pindah.
Saat terbangun dari mimpi ku. Ku dapati informasi masuk dalam sadar ku, kau telah tiada.
Saat itu, ku tulis surat ini, tanpa ku tahu kepada siapa sebenarnya surat ini akan ku tuju.
“seorang bocah yang namanya diambil dari nama perusahaan anak dari PT. PKT, wafat dalam sebuah kecelakaan motor dan dua orang temannyapun yang pergi bersamanya melarikan diri tanpa alasan jelas. maaf sobat disaat pemakaman mu ku tak dapat hadir di karenakan ku sedang berada di luar kota” ~ Derby novaldi ~
spa der?
BalasHapus